Rabu, 17 Maret 2010

Analisis Bahaya Produk Agar-Agar Kertas

1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya

Nama Produk
Agar-agar Kertas Rumput Laut

Deskripsi Produk
agar kertas merupakan salah satu bentuk pemanfaatan rumput laut. Teknologinya cukup sederhana dan tepat guna sehingga cocok untuk dikembangkan didaerah pedesaan, terutama disekitar pusat produksi rumput laut. Bahan baku yang digunakan untuk mengolah agar kertas biasanya adalah rumput laut jenis Gracilaria yang juga dikenal sebagai agar merah, yaitu jenis Gracilaria alam yang banyak dijumpai di Pantai Selatan P. Jawa dan Bali. Jenis rumput luat lain yang digunakan adalah rumput laut jenis Gracilaria dari hasil bididaya di tambak. Jenis rumput laut agar merah dapat di gunakan sendiri atau dicampur dengan Gracilaria tambak sendiri biasanya menghasilkan agar-agar yang lembek sehingga sulit dilakukan preparasi. Oleh karena itu, untuk memperkuat gel agar-agar yang terbentuk, Gracilaria tambak di campur dengan agar merah dengan perbandingan tertentu. pengolahan agar-agar kertas dari ekstrak rumput laut Glacillaria yang sudah lama berkembang menjadi salah satu usaha skala rumah tangga (small skill industry) secara turun-temurun di daerah Pameungpeuk-Garut-Jawa Barat

Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya



2. Analisa Resiko Bahaya

Nama Produk
Agar-agar Kertas Rumput Laut

Bahan Baku
Rumput laut jenis Gracilaria

Konsumen
Masyarakat umum sekitar tempat produksi (Garut) dan sudah dijual-jual hampir diseluruh daerah Jawa Barat dan Pulau Jawa.

Cara Penyimpanan
Agar-agar yang sudah selesai diproduksi disortasi untuk memisahkan yang rusak, sobek, dan kotor sekaligus dilakukan pengelompokan mutunya. Agar-agar kertas dikemas dalam kantong plastik, atau tergantung permintaan pasar.

Cara Distribusi
Agar-agar kertas yang sudah selesai proses pembuatannya dikemas dalam kantong plastik dan didistribusikan dengan menggunakan mobil yang menggunakan bak tertutup supaya agar-agar tersebut tidak terjadi kerusakan pada waktu pendisribusian.

Cara Mengkonsumsi
Tidak dikonsumsi karena hasil akhirnya adalah seperti kertas

Proses Pengolahan
Tahap 1 Pembersihan
Ada tiga perlakuan dalam tahap ini, yaitu perendaman, pencucian, dan sortasi. Rumput laut agar merah kering direndam dalam air bersih sekitar 2 jam, sedangkan untuk campuran agar merah dan Gracilaria tambak direndam 1 malam. Rumput laut diremas-remas sambil disortasi untuk memisahkan kotoran (pasir, karang, jenis rumput laut lain, dsb), kemudian dibilas sampi bersih.

Tahap 2 Pemucatan
Setelah pembersihan, dilakukan pemucatan dengan cara merendam rumput laut di dalam larutan kapur 0,5% selama 5-10 menit. Rumput laut kemudian dicuci sambil diremas-remas, dibilas dengan air bersih, ditiris dan dijemurdi di panas matahari sampai kering. Ketika dijemur tersebut terjadi proses pemucatan sehingga rumput laut menjadi lebih putih. Setelah itu, rumput laut direndam kembali dengan air bersih selama semalam, dicuci sambil daremas-remas dan dibilas sampai rumput laut/bau kapur.

Tahap 3 Ekstraksi dengan perebusan
Selanjutnya rumput laut diekstraksi. Ekstraksi agar merah dilakukan dalam dua tahap dengan direbus dengan air dengan total air perebusan sebanyak 20 kali berat rumput laut kering. Perebusan pertama dilakukan dengan air perebus 14 kali berat kering selama 2 jam (suhu 850-950C, pH 6-7) sambil diaduk. Hasil perebusan disaring dengan kain saring dan ampasnya diekstrak lagi selama 1,0 jam dengan air perebus 6 kali berat rumput laut kering. Hasil perebusan disaring, ampas dibuang, dan filtratnya dicampurkan ke filtat hasil penyaringan pertama. Campuran ini lalu diendapkan untuk memisahkan kotoran halus yang masih ada.
Ekstraksi rumput laut campuran dilakukan sekali dengan menggunakan air perebus sebanyak 12 kali berat kering campuran rumput laut. Ekstraksi dilakukan selama 2 jam pada suhu 80-850 dan pH 4,5. Hasil perebusan lalu dan diendapkan.

Tahap 4 Penjendalan
Setelah pengendapan, dilakukan penjedelan dengan menambahkan bahan penjendalan (KCI atau KOH0 sambil dipanaskan selama 15 menit dan terus diaduk. Untuk hasil ekstraksi rumput laut agar merah digunakan bahan penjendal 2-3% KOH atau KCI, sedangkan hasil ekstraksi campuran rumput laut dengan 2,5% KCI. Hasilnya dituang ke dalam pan pencetak dan dibiarkan selama sampai agar-agar menjendal cukup keras.

Tahap 5 Pemotongan dan pengepresan
Kemudian agar-agar yang diperoleh diiris tipis dengan alat pemotong agar dengan ketebalan 8-10 mm. Tiap irisan dibungkus kain dan disusun dalam alat pengepres dan dilakukan pengepresan untuk mengeluarkan air dari agar-agar dengan beban pengepres ditambah secara bertahap. Pengepresan dihentikan jika lembaran agar-agar dudah cukup tipis. Jika agar-agar belum cukup tipis, pengepresan dilanjutkan dengan menambahkan beban secara bertahap.

Tahap 6 Pengeringan
Selanjutnya lembaran agar-agar hasil pengepresan yang sudah tipis tersebut dijemur di panas matahari sampai kering berikut kain pembungkusny. Selama penjemuran agar-agar dibalik-balik sampai agar benar-benar kering

Tahap 7 Sortasi dan pengemasan
Setelah kering benar, agar-agar dilepas satu persatu dari kain pembungkus. Agar-agar kering disortasi untuk memisahkan yang rusak, sobek, dan kotor sekaligus dilakukan pengelompokan mutunya. Agar-agar kertas dikemas dalam kantong plastik, atau tergantung permintaan pasar.


Tabel 2. Analisa Resiko Bahaya


Keterangan
1. Kelompok Bahaya
  • Bahaya A, Bahaya yang dapat menyebabkan produk yang ditujukan untuk kelompok beresiko menjadi tidak steril. Kelompok beresiko antara lain bayi, lanjut usia, orang sakit atau orang dengan daya tahan tubuh rendah
  • Bahaya B, Produk yang mengandung bahan yang sensitive terhadap bahaya mikrobiologis;
  • Bahaya C, Proses yang tidak diikuti dengan langkah pengendalian terhadap mikroba berbahaya;
  • Bahaya D, Produk yang terkontaminasi ulang setelah pengolahan dan sebelum pengepakan;
  • Bahaya E, Bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi atau penanganan oleh konsumen sehingga menyebabkan produk menjadi berbahaya apabila dikonsumsi;
  • Bahaya F, Bahaya yang timbul karena tidak adanya proses pemanasan akhir setelah proses pengepakan atau ketika dimasak di rumah.

2. Kategori Bahaya

1 komentar: